Selasa, 25 Juni 2019

Cara Menghilangkan Cadel Huruf R


Berikut ini merupakan sedikit tips melatih lidah untuk menghilangkan / menyembuhkan cadel huruf R. Tips ini berasal dari pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat

Tahap latihan
1. Ucapkan kata bremm.... menggunakan bibir, bukan menggunakan lidah. Ini akan menghasilkan resonansi di dalam rongga mulut sehingga tenggorokan dan lidah lebih rileks.
2. Ucapkan kata DE (seperti DE pada kata degan) dan TE (seperti TE pada kata tegal). Perhatikan baik-baik posisi lidah anda. Ujung lidah akan menempel pada langit2 mulut. Posisi lidah pada saat mengucapkan huruf R mirip dengan D dan T. Saat mengucapkan DE dan TE, letakkan telapak tangan 5 cm di depan mulut. Rasakan adanya aliran udara yang keluar
3. Untuk melatih getaran lidah, coba ucapkan DRET seperti pada tahap (2). Karena belum bisa mengucapkan huruf R, awalnya akan berbunyi DET. Tapi latih terus dan berikan tekanan udara yang kuat saat mencoba mengucapkan kata DRET. Rasakan apakah di ujung lidah anda ada getaran atau tidak. Jika belum ada, coba terus sampai ada getaran. Biasanya setelah 1-2 hari sudah ada getaran.
4. Terus latih getaran lidah agar semakin lancar. Biasanya lafal RA RI RU RE RO bisa diucapkan tidak lama setelah ada getaran (walaupun belum lancar). Latihlah terus lidah Anda agar terbiasa bergetar.
5.  Cobalah untuk menggetarkan lidah dalam waktu yang lama, sampai bisa mengucapkan R panjang (RRRRRRR). Dengan begitu akan lebih mudah dalam mengucapkan AR IR UR ER OR (R mati).

Catatan
1. Konsep pengucapan huruf R adalah ujung lidah yang bergetar karena aliran udara, sehingga lidah harus rileks. Jadi tidak bisa mengucapkan huruf R itu bukan karena lidah pendek, tapi karena lidah kaku. Ingat bahwa lidah termasuk jaringan otot, dan otot itu bisa dilatih
2. Latihan ini tidak cocok bagi orang yang pesimistis, ingin hasil cepat, ataupun niatnya setengah2
3. Tahap paling penting dan paling sulit adalah menemukan getaran (tahap 3). Awalnya mungkin getaran akan sangat tipis / singkat. Tapi begitu sudah ketemu, selanjutnya akan lebih mudah.
4. Saya sarankan untuk berbicara lebih banyak agar lidah semakin terlatih. Membaca buku ataupun koran juga bagus, asalkan jangan hanya dalam hati
5. Saya melakukan ini saat umur 21 tahun dan BISA SEMBUH.

Minggu, 18 Februari 2018

Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Semusim


ACARA VI
BUDIDAYA GANYONG SECARA ORGANIK


A.  Tujuan
Mengetahui  cara budidaya ganyong dan pertumbuhan ganyong.

B.  Latar Belakang
Ganyong adalah tanaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat sehingga sudah sepatutnya dikembangkan. Selain dapat digunakan untuk penganekaragaman menu rakyat, juga mempunyai aspek yang penting sebagai bahan dasar industri. Umbinya bila sudah dewasa dapat dimakan dengan olahan sederhana, atau diambil patinya untuk diolah menjadi berbagai makanan olahan.
Saat ini, sektor pertanian mengalami kendala menurunnya kualitas tanah. Hal ini disebabkan karena kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk kimia secara terus-menerus dalam jumlah yang banyak. Pertanian organik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pertanian organik tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida dalam pelaksanannya, serta mengutamakan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Dalam pengendalian OPT, pertanian organik menggunakan musuh alami dari OPT. Pertanian organik juga memberikan produk yang lebih sehat dan terjamin, karena tidak ada residu bahan kimia dalam produk yang dihasilkan.

C.  Dasar Teori
Tanaman ganyong merupakan salah satu bahan pangan non beras yang kandungan gizinya cukup tinggi terutama kandungan karbohidratnya. Tanaman gayong memiliki beberapa manfaat lain selain kandungan gizinya, yaitu tanaman gayong digunakan sebagai tanaman penutup tanah, pengendali erosi, dan sebagai tanaman hias. Tanaman ganyong mampu tumbuh pada semua jenis tanah serta mempunyai daya penyesuaian (adaptasi) yang luas terhadap daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2.550 mdpl. Namun untuk mencapai pertumbuhan yang optimal sebaiknya tanaman gayong dibudidayakan pada daerah-daerah dengan ketinggian dibawah 1.000 mdpl.
Tanaman ganyong dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Spermatophyta
Sub Divisi   : Angiospermae
Kelas          : Monocotyledoneae
Ordo           : Zingeberales
Famili         : Cannaceae
Genus         : Canna
Spesies        : Canna edulis Ker.
Tanaman ganyong memilikki tinggi antara 0,9 – 1,8 meter. Daunnya berbentuk elips memanjang dan lebar dengan bagian pangkal dan ujungnya agak runcing. Panjang daun 15 – 60 cm, sedangkan lebarnya 7 – 20 cm. Di bagian tengahnya terdapat tulang daun yang tebal. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-kadang bergaris ungu atau keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan pelepahnya, ada yang berwarna ungu dan hijau. Warna bunganya merah oranye dan pangkalnya kuning dengan benangsari tidak sempurna. Jumlah kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing panjangnya 5 cm. Umbinya besar dengan diameter antara 5 – 8,75 cm dan panjang antara 10 – 15 cm, namun ada yang mencapai 60 cm. Umbi bagian tengahnya tebal dan dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat dengan akar serabut tebal. Bentuk umbi beraneka ragam, begitu juga komposisi kimia dan kandungan gizinya. Perbedaan komposisi ini dipengaruhi oleh umur, varietas, dan tempat tumbuh tanaman.     
Kondisi iklim yang ideal untuk pengembangan maupun budidaya tanaman ganyong adalah berkisar pada suhu 280C 320C, kelembaban udara 50% 80% serta curah hujan sekitar 1.120 mm/tahun. Tanaman ganyong mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang teduh, sehingga dapat ditanam di bawah pohon tahunan sebagai tanaman sela maupun di lahan pekarangan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan tanah untuk tanaman ganyong adalah tanah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta ber-pH 4,0 8,0. Tanah yang ideal adalah tanah liat berpasir. Dalam meningkatkan produksi ganyong, diperlukan usaha pengelolaan tanah dan intensifikasi yang baik melalui konservasi tanah yang bersifat ramah lingkungan.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food-safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat makin pesat

D.  Alat dan Bahan
1.    Alat :
a.    Cangkul
b.    Ember
c.    Gembor
d.   Alat tulis
2.    Bahan :
a.    Bibit ganyong
b.    Pupuk kandang

E.   Cara Kerja
1.    Membuat guludan tinggi 30 cm, lebar 40 cm, dan jarak antar guludan 60 cm. Mencampur guludan dengan pupuk kandang dengan dosis satu ember untuk satu guludan.
2.    Menanam bibit pada lubang tanam dengan kedalaman sekitar 15 cm, arah mata tunas menghadap ke atas. Menyiram bibit setelah menanam.
3.    Melakukan pemiliharaan tanaman, meliputi penyiangan gulma, pembubunan, dan penyiraman.

Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura


ACARA V
BUDIDAYA TANAMAN BUNGA AMARILIS

A.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Tanaman Amarilis merupakan tanaman hias bunga yang berasal dari Amerika Selatan dan Afrika. Nama lokal untuk bunga Amarilis adalah bunga bakung atau puspa pathuk. Bunga Amarilis yang memiliki warna yang terlihat sangat indah dipandang mata. Warna yang beragam jenis terdiri dari warna putih, kuning, merah, ungu, dan oranye. Karena keindahannya tersebut, maka banyak orang yang berusaha membudidayakannya. Di Indonesia, tanaman Amarilis dapat tumbuh dengan baik karena kondisi agroekosistem yang mendukung. Selain itu, tanaman Amarilis sejatinya juga berasal dari daerah tropis sehingga bisa beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.
Tanaman Amarilis akhir-akhir ini semakin populer di Indonesia. Dengan perawatan yang tidak terlalu sulit, tanaman Amarilis memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Tanaman Amarilis juga dapat dibudidayakan di segala musim. Selain berfungsi sebagai tanaman hias, Amarilis ternyata juga menyimpan banyak manfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dengan fakta tersebut, maka penting untuk dipelajari bagaimana teknik budidaya tanaman bunga Amarilis yang baik dan benar agar bisa berproduksi.
2.    Tujuan Praktikum
a.    Mengetahui budidaya tanaman Amaryllis dalam polybag.
b.    Mengetahui pengaruh pupuk P terhadap pertumbuhan Amaryllis.

B.  TINJAUAN PUSTAKA
Bunga cantik bernama Amarilis ini masuk ke dalam suku bakung-bakungan atau Amaryllidaceae, karena memiliki umbi di bagian bawahnya. Bentuk bunganya agak mirip dengan bunga terompet. Hanya saja, warna bunga lebih bervariasi. Bunga amarilis termasuk bunga yang tangguh, karena bisa bertahan selama puluhan tahun dan bisa tumbuh di sepanjang tahun. Tetapi, di negara dengan empat musim, bunga ini akan mengalami kematiaan sesaat pada musim dingin
Amaryllidaceae adalah nama botani suatu keluarga tumbuhan berbunga. Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan memiliki umbi atau bonggol serta biasannya memiliki bunga berbentuk khas. Tumbuhan ini memiliki sekitar 60 genus dan 800 spesies. Amaryllidaceae telah dikenal melalui sejak abad ke-20. Agapanthus dalam Amaryllidaceae merupakan subkeluarga Agapanthoideae.
Sekali tanaman berbunga, bisa mencapai 4 – 6 kuntum dan berbentuk seperti terompet bunga lili dan besar bunga hampir sama. Bunga tidak berasal dari Indonesia, tapi berasal dari daerah Amerika Selatan dan Afrika.
Bunga ini dikenal dengan nama latin Hippeastrum, dan Amaryllis merupakan nama genusnya (Amarylliaceae). Nama Hippeastrum lebih dikenal di luar negeri, di Indonesia biasa disebut Amarilis atau bunga bakung. Hippeastrum memiliki cukup banyak spesies dengan warna bunga yang sangat menarik yaitu merah, putih, merah muda, kuning, oranye, dan krem.
Tanaman Amarilis apabila dilihat secara keseluruhan seperti bawang bombay. Bonggolnya beruas-ruas dan munculnya tunas dari ruas-ruas tersebut. Karena kemiripanya dengan bawang bombay maka untuk memperbanyak Hippeastrum salah satunya dengan mencacah bonggolnya seperti pada bawang bombay. Hippeastrum ini dapat bertahan sampai 50 tahun dan berbunga dua kali dalam setahun dan berbunga mulai bulan september hingga maret. Bunga ini bila diletakkan di tempat yang terkena cahaya penuh dapat membantu menyehatkannya karena bunga ini menyukai sinar matahari langsung. Sistem klasifikasi bunga Hippeastrum adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Angiospermae
Kelas          : Monocotiledoneae
Family        : Amaryllidaceae
Ordo           : Asparagales
Genus         : Hippeastrum
Species       : Hippeastrum puniceum Urban
Tanaman Amarilis akan menghasilkan bunga bagus apabila ditanam di tempat dengan temperatur rata-rata 20° - 25° C. Umbi Amarilis memerlukan perlakuan khusus, yaitu didinginkan selama 6 – 8 minggu di lemari es dengan suhu sekitar 8° - 12° C. Setelah itu, umbi siap ditanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos atau campuran cocopeat dan hydroton (tanah liat bakar). Setelah 4 – 6 minggu, tanaman mulai berbunga
Amarilis juga memiliki kelebihan sebagai pengobat luka. Jika dioleskan dengan minyak kelapa kemudian dilayukan menggunakan api mampu mengobati luka memar dengan cara ditempel pada bagian yang luka. Dalam kepercayaan orang China, Mesir, dan Arab, keberadaan bunga Amarilis dipercaya mampu melindungi dari penyakit menular. Bunga Amarilis sendiri secara medis dikenal bermanfaat sebagai analgesic (pereda demam), anti bengkak, dan  ekspetoran. Beberapa manfaat lain yang dapat diperoleh dari Amarilis adalah:
1.    Mengobati keseleo dengan cara melayukan daun Amarilis di atas api kemudian tempelkan pada bagian yang keseleo.
2.    Mengobati sakit pinggang dengan cara menghaluskan 10 gram daun Amarilis dan 10 gram jahe merah, kemudian balurkan ke bagian pinggang yang sakit.
3.    Mengobati sakit gigi dengan cara menumbuk halus akar bunga Amarilis yang sudah dicuci bersih secukupnya, kemudian tempelkan pada gigi yang sakit.
4.    Mengobati borok (Ulkustripikum) dengan cara menumbuk halus daun bunga Amarilis segar secukupnya,kemudian peras dan airnya dibalurkan merata ke bagian borok.
5.    Melancarkan buang air kecil dengan cara mengoleskan daun bunga Amarilis dengan minyak kelapa, kemudian ditempelkan pada daerah kandung kencing

C.  ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
1.    Alat
a.    Cethok
b.    Cangkul
c.    Ember
2.    Bahan
a.    Umbi amarilis
b.    Pupuk kandang sapi
c.    Pupuk P
d.   Polybag
3.    Cara Kerja
a.    Menyiapkan Wadah / Pot Untuk Menanam Bunga Amarilis
Tahap pertama untuk menanam bunga amarilis yakni menyiapkan wadah atau pot sebagai media tempat menanam bunga amarilis.
b.    Menyiapkan Media Tanam
Media tanamnya yaitu tanah yang dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang atau kompos. Kompos atau pupuk kandang dapat meningkatkan nutrisi pada media tanam. Media yang kaya akan nutrisi akan mempercepat pertumbuhan awal tanaman.
c.    Penyiapan Bibit Bunga Amarilis
Bibit bunga amarilis biasanya ditumbuhkan dari umbinya. Penanamannya bisa langsung di pot / polybag. Sebelum melakukan penanaman, umbi direndam ZPT dan vitamin B1.
d.   Penanaman Bunga Amarilis Dalam Pot / Polybag
Media campuran dimasukkan terlebih dahulu pada polybag sampai rata, kemudian membuat lubang secukupnya. Umbi pada tengah pot dan letakkan dengan posisi tegak lurus. Memadatkan sedikit media agar bibit tidak mudah roboh.
e.    Melakukan Penyiraman
Jika proses menanam bunga amarilis sudah selesai, kemudian berikan penyiraman pertama. Penyiraman dilakukan ke seluruh tanaman dan media tanamnya hingga meresap dan cukup basah. Menggunakan alat ember kecil atau semprotan untuk hasil penyiraman yang maksimal.
f.     Pemupukan Susulan
Tanaman bunga Amarilis perlu perawatan, salah satunya dengan pemupukan secara rutin. Mengocorkan pupuk pada media tanam 250 ml / polybag. Melakukan pemupukan secara rutin 1 minggu sekali.
g.    Perawatan
Penyiraman dilakukan secara rutin dua hari sekali asalkan medianya jangan sampai kering.

Jumat, 31 Maret 2017

Curug Sindaro Kebumen

Hay, kali ini aku mau bahas tentang curug nih
Curug atau air terjun emang banyak terdapat di kebumen, terutama di sisi utara. Salah satunya yaitu curug sindaro yang berada di desa wadasmalang, kecamatan karangsambung. Kurang lebih penampakanya seperti ini
Waktu musim kemarau
Rutenya yaitu dari pusat kota menuju ke arah pemandian air panas krakal, sampe pertigaan PAP krakal. Di pertigaan belok kanan terus lurus ke utara, ikuti jalan utama sampai pasar wadasmalang. Kalo udah sampe pasar wadasmalang berarti udah deket. Nanti di kiri jalan ada masjid yang lagi dibangun. Kira-kira 50 meter lagi ada papan petunjuk ke curug. Titipkan kendaraan di tempat parkir deket warung itu

Dari tempat parkir, perjalanan dilanjutkan berjalan kaki kurang lebih 500 meter. Kita harus menyusuri sungai melawan arah arus. Nanti ada percabangan sungai, pilih yang ke kanan. Ingat ya, KANAN. Kalo ke kiri nanti gak ketemu curugnya
Sungai disini itu unik, dasarnya bukan tanah tetapi batuan. Sehingga airnya pun jernih dan segar. Menurut ahli di bidang geologi sih karangsambung ini dulunya dasar samudera, jadi dasar laut yang sedikit demi sedikit terangkat ke permukaan, pasti pernah diajari waktu SD dan SMP. Aliran sungai ini sebenarnya masih sama dengan curug silancur dan curug plumbon, jadi emang enaknya kalo mengunjungi 3 curug sekaligus. Lain kali kalo ada waktu aku bahas kedua curug lainya
Perjalanan menyusuri sungai

Tamu tak diundang